Jumat, 25 Februari 2011

sex kilat

khusus dewasa ya ...



Era modern sekarang ini memungkinkan segalanya dinikmati dengan cepat, ringkas dan tidak bertele-tele. Itu merupakan solusi praktis bagi orang-orang yang tidak memiliki waktu luang. Termasuk juga dalam berolah seks. Banyak suami yang menganggap fore-play adalah suatu ‘kewajiban’ belaka untuk memuaskan istrinya sehingga kadang timbul keinginan untuk melewatkannya. Bukan karena ia tidak berniat menyenangkan istrinya, melainkan ia tidak ingin menahan diri terlalu lama.
Oleh karena itu, pria perlu sesekali menikmati seks kilat. Seperti halnya sebuah mobil yang perlu dilarikan kencang di jalan raya untuk membersihkan karburatornya, sebagian anggota badan pria pun perlu memenuhi pelampiasan seksualnya dengan cepat. Tetapi seks kilat belum tentu dapat diterima oleh kaum istri. Wanita cenderung berdalih bahwa fore-play adalah satu kebutuhan untuk mencapai kepuasan seksual.
Jika para pria setuju dengan metode seks kilat, selanjutnya Anda harus melakukan diskusi untuk mencapai kesepakatan berdua. John Gray, Ph.D. mengangkat pengalaman salah satu pasangan yang bernegosiasi tentang seks kilat :
James terkadang ingin bercinta dengan istrinya tanpa melakukan pemanasan terlebih dahulu meskipun ia tahu hal tersebut tidak memberikan hasil bagi istrinya, tetapi yang pasti akan sangat memuaskan bagi James. Sang istri, Lucy sebenarnya memaklumi tetapi Lucy khawatir seks kilat itu akan berlangsung seterusnya.
Lucy : “Tapi saya khawatir jika saya bersedia melakukan seks kilat, maka saya akan mendapat seks yang begitu saja untuk seterusnya.”
James : “Oke, masuk akal. Bagaimana kalau saya berjanji akan bercinta secara lebih santai seperti sekarang ?”
Lucy : “Bagus. Bagaimana kalau sebuah hubungan seks yang benar-benar istimewa atau sebuah gerbang romantis untuk memasuki malam hari paling sedikit sekali dalam sebulan.”
James mengangguk setuju tetapi Lucy masih menyimpan sedikit keberatan.
Lucy : “Tetapi, ketika kita melakukan seks kilat yang mungkin akan selesai dalam tiga atau empat menit. Saya merasa sepertinya kamu mengharapkan saya terangsang dan responsif. Saya tidak bisa puas dalam waktu sependek itu.”
James : “Oke. Jika kamu setuju dengan hubungan seks kilat itu, saya berjanji untuk tidak pernah memaksa kamu untuk memberikan respon.”
Lucy : “Hm…tapi jika kamu berniat melakukan seks kilat, saya ingin dibelai dan dicumbu beberapa menit tanpa membuatmu terangsang dan ingin melakukan hubungan seks.”
James mengangguk setuju dan tercapailah kesepakatan bagi keduanya. Apakah James telah bertindak egois ? Tidak.
Pada dasarnya kalau kita mengenal seks kilat atau ‘seks siap saji’, tentunya ada ‘seks masakan rumah yang sehat’ dan ada ‘seks super lezat’. Sebagaimana Anda layaknya menikmati sebuah mie instant, tentunya itu bukan makanan pokok Anda sehari-hari. Seks kilat hanya berupa selingan dan tidak dapat menggantikan peran seks yang sesungguhnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar